Musik

Minggu, 02 Desember 2012

Filsafat Cinta


Cinta bisa jadi merupakan kata yang paling banyak dibicarakan manusia. Setiap orang memilikirasa cinta yang bisa diaplikasikan pada banyak hal. Wanita, harta, anak, kendaraan, rumah danberbagai kenikmatan dunia lainnya merupakan sasaran utama cinta dari kebanyakan manusia.Cinta yang paling tinggi dan mulia adalah cinta seorang hamba kepada Rabb-nya.Kita sering mendengar kata yang terdiri dari lima huruf: CINTA. Setiap orang bahkan telahmerasakannya, namun sulit untuk mendefinisikannya. Terlebih untuk mengetahui hakikatnya.Berdasarkan hal itu, seseorang dengan gampang bisa keluar dari jeratan hukum syariat ketikabendera cinta diangkat. Seorang pezina dengan gampang tanpa diiringi rasa malu mengatakan,“Kami sama-sama cinta, suka sama suka.” Karena alasan cinta, seorang bapak membiarkananak-anaknya bergelimang dalam dosa. Dengan alasan cinta pula, seorang suami melepasistrinya hidup bebas tanpa ada ikatan dan tanpa rasa cemburu sedikitpun.Demikianlah bila kebodohan telah melanda kehidupan dan kebenaran tidak lagi menjadi tolok ukur. Dalam keadaan seperti ini, setan tampil mengibarkan benderanya dan menabuh genderangpenyesatan dengan mengangkat cinta sebagai landasan bagi pembolehan terhadap segala yang .Allah berfirman:
ρ
dilarang Allah dan Rasul-Nya Muhammad“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini yaitu:wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempatkembali yang baik.” (Ali ‘Imran: 14)mengatakan:
ζ
dalam haditsnya dari shahabat Tsauban
ρ
Rasulullah ‘Hampir-hampir orang-orang kafir mengerumuni kalian sebagaimana berkerumunnya di atas sebuah tempayan.’Seseorang berkata: ‘Wahai
ρ
Rasulullah, apakah jumlah kita saat itu sangat sedikit?’ Rasulullahberkata: ‘Bahkan kalian saat itu banyak akan tetapi kalian bagaikan buih di atas air. Dan Allahbenar-benar akan mencabut rasa ketakutan dari hati musuh kalian dan benar-benar Allah akancampakkan ke dalam hati kalian (penyakit) al-wahn.’ Seseorang bertanya: ‘Apakah yangdimaksud menjawab: ‘Cinta dunia
ρ
dengan al-wahn wahai Rasulullah?’ Rasulullah dan takutmati.’ (HR. Abu Dawud no. 4297, dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam ShahihSunan Abi Dawud no. 3610)Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di dalam tafsirnya mengatakan: “Allah memberitakan dalamdua ayat ini (Ali ‘Imran: 13-14) tentang keadaan manusia kaitannya dengan masalah lebihmencintai kehidupan dunia daripada akhirat, dan Allah menjelaskan perbedaan yang besar antaradua negeri tersebut. Allah memberitakan bahwa hal-hal tersebut (syahwat, wanita, anak-anak,dsb) dihiaskan kepada manusia sehingga membelalakkan pandangan mereka danmenancapkannya di dalam hati-hati mereka, semuanya berakhir kepada segala bentuk kelezatanjiwa. Sebagian besar condong kepada perhiasan dunia tersebut dan menjadikannya sebagaitujuan terbesar dari cita-cita, cinta dan ilmu mereka. Padahal semua itu adalah perhiasan yangsedikit dan akan hilang dalam waktu yang sangat cepat.”Definisi Cinta
 
Untuk mendefinisikan cinta sangatlah sulit, karena tidak bisa dijangkau dengan kalimat dan sulitdiraba dengan kata-kata. Ibnul Qayyim mengatakan: “Cinta tidak bisa didefinisikan dengan jelas,bahkan bila didefinisikan tidak menghasilkan (sesuatu) melainkan menambah kabur dan tidak jelas, (berarti) definisinya adalah adanya cinta itu sendiri.” (Madarijus Salikin, 3/9)Hakikat CintaCinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam (amalan) lahiriah. Apabila cintatersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Dan sebaliknya,jika tidak sesuai dengan ridha-Nya maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwacinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalamsesuatu yang dimurkai Allah yaitu kesyirikan.Cinta kepada AllahCinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak danberharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin (3/22) berkata: ”Sebagian salaf mengatakanbahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepadamereka:“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaikalian.” (Ali ‘Imran: 31)Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, iniadalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cintakepada Allah) adalah , faidah dan buahnya adalah kecintaan Allah kepada
ρ
mengikutiRasulullah maka kecintaan Allah
ρ
kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah kepadakalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akanmendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dariAnas bin Malik 
ρ
Rasulullah :
ζ
“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnyaiman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklahdia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklahdia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itusebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari no. 16 danMuslim no. 43)Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah) ada sepuluhperkara:Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yangdimaukannya.Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
 
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan danmengetahuinya.Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah .Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya ketika Allah turun (kelangit dunia).Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah . (MadarijusSalikin, 3/18, dengan ringkas)Cinta adalah IbadahSebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukantinggi dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Allah berfirman:“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalamhatimu.” (Al-Hujurat: 7)“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapunmencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)adalah hadits Anas yang telah
ρ
Adapun dalil dari hadits Rasulullah disebut di atas yangdikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nyalebih dia cintai daripada selain keduanya.” Macam-macam cintaDi antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginyamenjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-QaululMufid fi Adillatit Tauhid (hal. 114) menyatakan bahwa cinta ada empat macam:Pertama, cinta ibadah.Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.Kedua, cinta syirik.berfirman:

Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagiAllah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
 
Ketiga, cinta maksiat.Yaitu cinta yang akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yang diharamkan Allah danmeninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya. Allah berfirman:

“Dan kalian mencintai harta benda dengan kecintaan yang sangat.” (Al-Fajr: 20)Keempat, cinta tabiat.Seperti cinta kepada anak, keluarga, diri, harta dan perkara lain yang dibolehkan. Namun tetapcinta ini sebatas cinta tabiat. Allah berfirman:“Ketika mereka (saudara-saudara Yusuf ‘alaihis salam) berkata: ‘Yusuf dan adiknya lebihdicintai oleh bapak kita daripada kita.” (Yusuf:Jika cinta tabiat ini menyebabkan kita tersibukkan dan lalai dari ketaatan kepada Allah sehinggameninggalkan kewajiban-kewajiban, maka berubahlah menjadi cinta maksiat. Bila cinta tabiat inimenyebabkan kita lebih cinta kepada benda-benda tersebut sehingga sama seperti cinta kitakepada Allah atau bahkan lebih, maka cinta tabiat ini berubah menjadi cinta syirik. Buah cintamengatakan: “Ketahuilah bahwa yang
τ
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menggerakkan hatimenuju Allah ada tiga perkara: cinta, takut, dan harapan. Dan yang paling kuat adalah cinta, dancinta itu sendiri merupakan tujuan karena akan didapatkan di dunia dan di akhirat.” (Majmu’Fatawa, 1/95)menyatakan: “Dasar tauhid dan
τ
Asy-Syaikh ‘Abdurrahman As-Sa’di ruhnya adalahkeikhlasan dalam mewujudkan cinta kepada Allah. Cinta merupakan landasan penyembahan danperibadatan kepada-Nya, bahkan cinta itu merupakan hakikat ibadah. Tidak akan sempurnatauhid kecuali bila kecintaan seorang hamba kepada Rabbnya juga sempurna.” (Al-Qaulus Sadid,hal. 110)Bila kita ditanya bagaimana hukumnya cinta kepada selain Allah? Maka kita tidak bolehmengatakan haram dengan spontan atau mengatakan boleh secara global, akan tetapi jawabannyaperlu dirinci.Pertama, bila dia mencintai selain Allah lebih besar atau sama dengan cintanya kepada Allahmaka ini adalah cinta syirik, hukumnya jelas haram.Kedua, bila dengan cinta kepada selain Allah menyebabkan kita terjatuh dalam maksiat makacinta ini adalah cinta maksiat, hukumnya haram.Ketiga, bila merupakan cinta tabiat maka yang seperti ini diperbolehkan.Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar