Pendekatan Filsafat
Bagi seorang pemula, memasuki dunia filsafat bebarti memasuki ranah dunia
yang begitu mempesona sekaligus menantang dengan puluhan filosof dengan
pemikirannya masing-masing. Untuk menyelami maka diperlukan bagaiman cara
mendekati filsafat dan bagaimana cara masuk untuk mempelajarinya.
Pertama adalah pendekatan secara historis dengan berbagai variasinya.
Metode ini dipandang baik bagi para pemula, dalam pendekatan ini pemikiran para
filusuf terpenting dan latar belakang mereka dipelajarai secara kronologis.
Secara sederhana dalam sejarahnya filsafat terbagi menjadi tiga zaman nyaitu
Yunani Kuno, pertengahan dan modern. Kedua adalah pendekatan metodologis cara
ini memahami filsafat adalah kita berfilsafat. Dalam pendekatan ini, berbagai
macam metode filsafat ditimbang-timbang dan metode tersebut dipandang terbaik
untuk melakukan filsafat. Ketiga adalah pendekatan analisis dalam pendekatan
ini dalam mempelajari filsafat kita menjelaskan unsusr-unsur dari filsafat dan dalam
pendekatan ini unsur filsafat dijelaskan dengan sejelas-jelasnya. Keempat
adalah pendekatan eksistensial dalam pendekatan ini memperkenalkan jalan hidup
filosofis tanpa terbelenggu oleh sistematikanya. Pendekatan ini tema-tema pokok
filsafat dialami dengan harapan memperoleh gamabaran filasafat secara
keseluruhan.
Lahan Garap Filsafat
Filsafat beserta cabang-cabangnya secara sederhana terbagi menjadi tiga
macam yang menjadi lahan kerja filsafat, nyaitu ontologi, epistemologi dan
aksiologi. Ketiga dari lahan garapan filsafat tersebut termuat dalam tiga
pertanyaan dimana dalam ontologi bertanya tentang apa. Pertanyaan apa tersebut
merupakan pertanyaan dasar dari sesuatu. Sedangkan dalam epistemologi
mengenalinya dengan menggunakan pertanyaan mengapa. Pertanyaan mengapa ini
merupakan kelanjutan dari mengetahui dasar dan pertanyaan mengapa merupakan
kajian bagaimana cara mengetahuinya tersebut. Sedangkan untuk aksiologi
merupakan kelanjutan dari dari epistemologi dengan menggunakan pertanyaan
bagaimana. Pertanyaan bagaimana tersebut merupakan kelanjutan dari setelah
mengetahui dan cara mengetahuinya diteruskan dengan bagaimanakah sikap kita
selanjutnya. Kalau menurut Imanuel Kant bahwa sistematika dalam filsafat
mencangkup dengan tiga pertanyaan apa yang dapat saya ketahui, apa yang dapat
saya harapkan, apa yang dapat saya lakukan. Pertanyaan tersebut mewakili dari
wilayah pengetahuan ada, dan nilai.
Ontologi.
Objek yang menjadi kajian dalam ontologi tersebut adalah realitas yang
ada. Dan dalam ontologi adalah studi tentang yang ada yang universal, dengan
mencari pemikiran semesta universal. Ontologi berusaha mencari inti yang
termuat dalam setiap keyataan atau menjelaskan yang ada dalam setiap
bentuknya.dalam ontologi merupakan studi yang terdalam dari setiap hakekat
kenyataan, seperti dapatkah manusia sunguh-sungguh memilih, apakah ada Tuhan,
apakah nyata dalam hakekat material ataukah spiritual, apak jiwa sungguh dapat
dibedakan dengan badan. Epistemologi. Epistemologi studi
tentang asal usul hakekat dan jangkauan pengetahuan. Apakah pengalaman
merupakan satu-satunya sumber pengetahuan. Apakah yang menyebabkan suatu
keyakinan benar dan yang lain salah. Adakah soal-soal penting yang tidak dapat
dijawab dengan sains dan dapatkah kita mengetahui pikiran dan perasaan orang
lain. Pengkajian dari epistemologi adalah hakekat pengetahuan yang terdiri
empat pokok persoalan pengetahuan seperti keabsahan, struktur, batas dan
sumber. Aksiologi dan Estetika. Aksiologi atau etika studi
tentang prinsip-prinsip dan konsep yang mendasari penilaian terhadap prilaku
manusia. Contohnya tindakan yang membedakan benar atau salah menurut moral,
apakah kesenangan merupakan ukuran dapat dikatakan sebagai ukuran yang baik,
apakah putusan moral bertindak sewenang-wenang atau bertindak sekendak hati.
Sedangkan estetika studi yang mendasarkan prinsip yang mendasri penilaian kita
atas berbagai bentuk seni. Apakah tujuan seni, apa peranan rasa dalam
pertimbangan estetis, bagaimana kita mengenal sebuah karya besar seni.
Logika
Kata logika berasal dari kata logos dalam bahasa Yunani yang berarti kata
atau pikiran. Secara bagahasa logika berati ilmu berkata atau ilmu berfikir
benar. Kebenaran adalah sayarat dari tindakan untuk mencapai tujuannya bagi
laku perbuatan untuk menunjukan nilai. Logika menuntun pandangan lurus dalam
praktek berfikir menuju kebenaran dan menghindarkan budi menempuh jalan yang
salah dalam berfikir. Logika merupakan studi dari salah satu pengungkapan
kebenaran dan dipakai untuk membedakan argumen yang masuk akal, serta berbagai
bentuk argumentasi. Logika dalam kajiannya pada problem formal dan spesifik
tentang keteraturan penalaran. Logika berurusan dengan pengetahuan yang
bersifat formal apriori. Pengetahuan yang bersifat apriori adalah pengetahuan
kebenarannya abstain dari pengalaman melainkan hanya berdasarkan definisi.
Dalam logika sangat terkait dengan matematika.
Hukum dalam logika tidak termasuk pengamatan empiris, dan fungsi argumen
logis untuk mengantarkan kita kepada kesimpulan yang tidak dapat diperoleh dari
sekedar pengamatan. Kita membuat kesimpulan dikarenakan ada hubungan logis
antara satu proposisi atau premis lebih dengan proposisi yang lain,
kesimpulannya kurang lebih berbentuk bahwa yang kedua pasti benar jika yang
pertama benar. Kemudian jika kita mengetahui yang pertama, kita dapat meyatakan
yang kedua berdasarkan yang pertama. Sebagai contoh tuan x seorang lelaki yang
memiliki reputasi tinggi dan kedudukan sosial terhormat, telah dimintai untuk
mengetuai acara sosial terbesar. Dia datang terlambat, sehingga seorang pendeta
dimintai pidato sambil menunggu kedatangan tuan x. Pendeta tersebut
menceritakan sebuah anekdot tentang malunya pertama kali menjadi pastur yang
menjadi penerima pengakuan dosa. Ia berhadapan dengan pengakuan dosa yang telah
melakukan pembunuhan. Tak lama kemudian tuan x datang, dan dalam pidatonya
berkata saya melihat romo ini. Saat ini, mungkin tidak dapat mengenali saya,
beliau adalah teman lama saya dan saya malahan termasuk pengakuan dosa yang
pertama baginya. Jelas dalam kesimpulan bahwa tuan x melakukan pembunuhan tanpa
harus menyaksikan sendiri kejahatan tersebut.
Dalam pengambilan kesimpulan hanya mungkin dilakukan karena termasuk
hubungan-hubungan khusus antara proposi-proposi yang terlibat seperti suatu
proposisi mengikuti proposisi yang lainnya.ilmu logika untuk mempelajari
hubungan-hubungan ini dan hubungan tersebut ditunjukan oleh silogisme. Suatu
silogisme tersiri dari tiga proposisi dua proposisi merupakan premis dan
proposisi terakhir merupakan kesimpulan. Semua manusia akan mati, Socrates
adalah manusia, maka Socrates akan mati.
Bacaan lebih lanjut
Stephen
Palmquist, Pohon Filsafat
Jan Handrik
Lapar, Pengantar Logika
Sidi Gazalba, Sistematika
Filsafat; Pengantar Kearah Teori Pengetahuan
AC. Ewing, Persoalan-Persoalan
Mendasar Filsafat
Mark B.
Woodhouse, Berfilsafat Sebuah Langkah Aw
. FILOSOFIS PENDIDIKAN
1. PENGERTIAN FILSAFAT
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mcngenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
Ciri-ciri
berfikir filosfi :
1.
Berfikir
dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi.
2.
Berfikir
secara sistematis.
3.
Menyusun
suatu skema konsepsi, dan
4.
Menyeluruh.
Empat
persoalan yang ingin dipecahkan oleh filsafat ialah :
1.
Apakah
sebenarnya hakikat hidup itu? Pertanyaan ini dipelajari oleh Metafisika
2.
Apakah
yang dapat saya ketahui? Permasalahan ini dikupas oleh Epistemologi.
3.
Apakah
manusia itu? Masalah ini dibahas olen Atropologi Filsafat.
Beberapa
ajaran filsafat yang telah mengisi dan tersimpan dalam khasanah ilmu
adalah:
1.
Materialisme,
yang berpendapat bahwa kenyatan yang sebenarnya adalah alam semesta badaniah.
Aliran ini tidak mengakui adanya kenyataan spiritual. Aliran materialisme
memiliki dua variasi yaitu materialisme dialektik dan materialisme humanistis.
2.
Idealisme
yang berpendapat bahwa hakikat kenyataan dunia adalah ide yang sifatnya rohani
atau intelegesi. Variasi aliran ini adalah idealisme subjektif dan idealisme
objektif.
3.
Realisme.
Aliran ini berpendapat bahwa dunia batin/rohani dan dunia materi murupakan
hakitat yang asli dan abadi.
4.
Pragmatisme
merupakan aliran paham dalam filsafat yang tidak bersikap mutlak (absolut)
tidak doktriner tetapi relatif tergantung kepada kemampuan minusia.
Manfaat
filsafat dalam kehidupan adalah :
1.
Sebagai
dasar dalam bertindak.
2.
Sebagai
dasar dalam mengambil keputusan.
3.
Untuk
mengurangi salah paham dan konflik.
4.
Untuk
bersiap siaga menghadapi situasi dunia yang selalu berubah.
2. FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Beberapa
aliran filsafat pendidikan;
1.
Filsafat
pendidikan progresivisme. yang didukung oleh filsafat pragmatisme.
2.
Filsafat
pendidikan esensialisme. yang didukung oleh idealisme dan realisme; dan
3.
Filsafat
pendidikan perenialisme yang didukung oleh idealisme.
Progresivisme
berpendapat tidak ada teori realita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme
bersifat dinamis dan temporal; menyala. tidak pernah sampai pada yang paling
ekstrem, serta pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus
karena adanya pengalaman-pengalaman baru antara individu dengan nilai yang
telah disimpan dalam kehudayaan. Belajar berfungsi untuk :mempertinggi taraf
kehidupan sosial yang sangat kompleks. Kurikulum yang baik adalah
kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap waktu dapat
disesuaikan dengan kebutuhan.
3. ESENSIALISME
DAN PERENIALISME
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya dengan tiada cela pula. Esensialisme didukung oleh idealisme modern yang mempunyai pandangan yang sistematis mengenai alam semesta tempat manusia berada.
Esensialisme
juga didukung oleh idealisme subjektif yang berpendapat hahwa alam semesta itu
pada hakikatnya adalah jiwa/spirit dan segala sesuatu yang ada ini nyata ada
dalam arti spiritual. Realisme berpendapat bahwa kualitas nilai tergantung pada
apa dan bagaimana keadaannya, apabila dihayati oleh subjek
tertentu, dan selanjutnya tergantung pula pada subjek tersebut.
Menurut
idealisme, nilai akan menjadi kenyataan (ada) atau disadari oleh setiap orang
apabila orang yang bersangkutan berusaha untuk mengetahui atau menyesuaikan diri
dengan sesuatu yang menunjukkan nilai kepadanya dan orang itu mempunyai
pengalaman emosional yang berupa pemahaman dan perasaan senang tak senang
mengenai nilai tersehut. Menunut realisme, pengetahuan terbentuk berkat
bersatunya stimulus dan tanggapan tententu menjadi satu kesatuan. Sedangkan
menurut idealisme, pengetahuan timbul karena adanya hubungan antara dunia kecil
dengan dunia besar. Esensialisme berpendapat bahwa pendidikan haruslah bertumpu
pada nilai- nilai yang telah teruji keteguhan-ketangguhan, dan kekuatannya
sepanjang masa.
Perenialisme
berpendirian bahwa untuk mengembalikan keadaan kacau balau seperti sekarang
ini, jalan yang harus ditempuh adalah kembali kepada prinsip-prinsip umum yang
telah teruji. Menurut. perenialisme, kenyataan yang kita hadapi adalah dunia
dengan segala isinya. Perenialisme berpandangan hahwa persoalan nilai adalah
persoalan spiritual, sebab hakikat manusia adalah pada jiwanya. Sesuatu dinilai
indah haruslah dapat dipandang baik.
Beberapa
pandangan tokoh perenialisme terhadap pendidikan:
1.
Program
pendidikan yang ideal harus didasarkan atas paham adanya nafsu, kemauan, dan
akal (Plato)
2.
Perkemhangan
budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat
untuk mencapainya ( Aristoteles)
3.
Pendidikan
adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur agar menjadi aktif atau
nyata. (Thomas Aquinas)
Adapun
norma fundamental pendidikan menurut J. Maritain adalah cinta kebenaran,
cinta kebaikan dan keadilan, kesederhanaan dan sifat terbuka terhadap
eksistensi serta cinta kerjasama.
4. PENDIDIKAN
NASIONAL
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan nasional adalah suatu sistem yang memuat teori praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat bangsa yang bersangkutan guna diabdikan kepada bangsa itu untuk merealisasikan cita-cita nasionalnya.
Pendidikan
nasional Indonesrn adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan
pratek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh
flisafat bangsa Indonesia yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara
Indonesia guna memperlanar mencapai cita-cita nasional Indonesia.
Filsafat
pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan
teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan
dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi
kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita
bangsa dan negara Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar